Minggu, 05 Agustus 2012

MAJAPAHIT


Sebuah tulisan dengan judul yang cukup mengejutkan, yaitu “Satanisme Majapahit ” dipublikasikan dalam sebuah majalah kampus perguruan tinggi negeri ternama di Jawa Timur. Penulisnya adalah rekan mahasiswa jurusan Sejarah yang saya hormati.
Terlebih dahulu perlu ditekankan bahwa saya tidak berkehendak untuk open fire dengan penulis yang jauh lebih kompeten di bidang sejarah, terlebih bidang studi yang saya tekuni hanyalah Biologi. Tidak ada pula kehendak untuk membangun opini untuk menjatuhkan kredibilitas siapapun. Jadi semata saya yang dungu ini cuma ingin mengajukan beberapa bahan sebagai perbandingan tulisan beliau.

Tulisan ini juga saya tampilkan di Kompasiana, apa adanya sebagaimana yang tercetak dalam majalah untuk melihat bagaimana pendapat khalayak di luar kampus tentang tulisan tersebut. Saya tampilkan tulisan tersebut sebagai berikut.
Satanisme Majapahit
Dalam filem dokumenter karya Karkoons, satanisme merupakan landasan penting pada pembentukan dan perkembangan kebudayaan modern. Satanisme adalah suatu aliran yang mengagungkan setan (menganggap setans ebagais sesembahan yang harus dipuja dan diikuti). Alesiter Crowley adalah pelopor satanisme modern. Pada masa remajanya Crowley menjadi anggota Secret Order of the Golden Down. Dari kumpulan itulah ia mulai mencoba berhubungan dengan roh yang dikenalnya dengan setan dan ia menerbitkan buku pada tahun 1904 dengan judul Buku Hukum (The Book of the Law). Di bawah judul bab hukum Thelema, buku itu menyatakan bahwa buku ini meletakkan undang-undang tingkah laku yang sederhana, yakni “cinta adalah hukum, cinta dengan kehendak, jadi lakukan apa kehendakmu”. Hal itu yang menjadi landasan dari keseluruhan hukum dalam karya Crowley. Mulanya, tahun 1904 Crowley, setelah keluar dari Secret Order of the Golden Down, ia sering melancong ke luar negeri bersama Rose, istrinya hingga pada akhirnya ketika ia berkunjung ke Kairo, Mesir. Di Kairo ia sering melakukan ritual hingga masuk ke dalam piramida. Pada saat itulah Rose kerasukan roh yang mengatakan pada Crowley, “Dia menunggumu. Ia adalah dewa perang putra Osiris, yakni Horus”. Dengan adanya hal tersebut, Crowley mendirikan agama yang disebut Thelema. Dia menyembah dewa yang bernama Heru-Ra-Ha yang berarti Horus di horizon dan ia mendirikan loji Heru-Ra-Ha atau dikenal dengan istilah Ordo Templi Orientis (OTO).
Selain buku berjudul Buku Hukum, Crowley juga menulis buku yang berjudul Magic. Dalam buku itu dikatakan, orang akan menjadi jenius dalam musik dengan mempraktikkan satanismenya. Oleh sebab itu banyak sekali grup band rock and roll yang terkenal dengan mempraktikkan ajaran Crowley, seperti misalnya Led Zeppelin, Black Sabbath, AC/DC yang kebanyakan lagu karya-karya mereka menuntun para pendengarnya untuk mempraktikkan ajaran-ajaran sesat seperti seks bebas dan narkoba. Selain itu, dalam video clip yang mereka buat selalu menyuguhkan simbol-simbol mata satanisme, di antaranya adalah simbol mata satu yang melambangkan sang penyelamat umat manusia di akhir zaman kelak dan hal itu disamakan dengan sang Dajjal yang terdapat di beberapa ayat Al-Quran. Adapun salah satu simbol yang sering keluar di beberapa clip rocker dunia dan berkaitan erat dengan pembahasan kali ini adalah piramida terpancung atau piramida tidak sempurna seperti gambar di bawah ini (tercantum di majalah).
Simbol tersebut adalah Illuminati yang menggambarkan sebuah struktur kehidupan umat manusia di dunia. Dalam ajaran Hindu dikenal dengan nama stratifikasi sosial. Para Illuminati menggambarkan bahwa dunia ini belum sempurna dan menunggu kesempurnaan itu di akhir zaman kelak. Hal tersebut jika dilambangkan dengan bentuk piramida yang memiliki puncak runcing, maka puncak tersebut masih belum bisa digambarkan karena menunggu sebuah kelengkapan. Yang dimaksud hal itu adalah menanti sang penyelamat umat manusia sebagai pemimpin umat manusia di akhir zaman kelak sehingga puncak piramida yang dijadikan simbol tersebut dapat segera dilengkapi.
Para pengikut aliran satanis sangat mempercayai tentang kehadiran sang penyelamat dunia (mata satu) di akhir zaman kelak dan menyiapkan segalanya di dunia ini untuk menyambut datangnya sang penyelamat tersebut. Berhubungan dengan kebudayaan modern pada saat ini seperti yang telah diulas di awal, kebudayaan modern yang khususnya kebudayaan satanisme cenderung dianggap sebagai kebudayaan yang baru muncul dan belum ada sebelum diciptakan oleh Aleister Crowley.
Timbul pertanyaan yang sangat besar dari pernyataan tersebut. Apakah benar kebudayaan satanisme yang dianggap sebagai landasan kebudayaan modern tersebut baru muncul abad ke-19 sampai ke-20 di Eropa pada masa Crowley hidup atau justru sebelum itu sudah ada?
Dalam pengamatan, ditemukan sebuah kesamaan dari simbol kebudayaan satanisme yang terdapat pada masa Majapahit akhir di Nusantara. Sepintas jika diamati beberapa fenomena dari kebudayaan satanisme yang mengajarkan pada kebebasan menurut kehendak tercermin pada salah satu peninggalan arsitektur budaya pada akhir masa Majapahit. Fenomena yang dapat diamati dari kebudayaan modern hasil dari kebudayaan satanisme adalah hukum menurut kehendak sendiri bagi pengikut satanisme yang menghasilkan budaya seks bebas, narkoba, homoseksual, lesbian, dan penyimpangan-penyimpangan lain. Semua itu dapat ditemui melalui kajian relief dan arca yang terdapat pada candi Sukuh di daerah Jawa Tengah. Relief dan arca yang terdapat di sana kebanyakan menggambarkan hubungan seksual yang menggambarkan bentuk pemujaan pada setan.

0 komentar:

Posting Komentar